Kegemukan
Karena minuman ringan mengandung kalori dan gula dalam jumlah besar namun rendah nutrisi, maka risiko obesitas menjadi lebih tinggi pada orang yang mengkonsumsinya. Dalam sebuah jurnal kedokteran Inggris, tim peneliti Harvard mempresentasikan temuan mereka bahwa anak-anak dua belas tahun yang minum minuman ringan secara teratur lebih cenderung kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang tidak melakukannya. Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak usia sekolah yang mengonsumsi minuman ringan, telah mengkonsumsi sekitar dua ratus kalori lebih banyak per harinya.
Bahan Berbahaya
Bahaya minuman bersoda selanjutnya adalah kandungan berbahaya dalam minuman bersoda, salah satunya adalah Caffeine. Caffein dikenal sebagai salah satu zat yang mempunyai banyak efek samping . Kafein adalah obat perangsang yang dapat menyebabkan gejala kecanduan ketika penggunaan dihentikan. Gejala-gejala yang terjadi termasuk sakit kepala, peningkatan tekanan darah, masalah pencernaan, dan kecenderungan lekas marah. Kafein dalam soda merangsang kelenjar adrenal, dua kelenjar stres yang terletak di atas ginjal. Diyakini oleh banyak peneliti bahwa terlalu banyak mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan kelelahan adrenal, sehingga kadar hormon menjadi tidak stabil.
Ganggunan Pencernaan
Satu masalah umum ketika mengkonsumsi minuman ringan adalah adanya gangguan pencernaan atau Distress gastrointestinal. Distress GI disebabkan oleh peningkatan kadar asam lambung, dan dapat menyebabkan perut lapisan terluka. Gejala umum dari GI adalah sakit perut yang berkepanjangan. Namun, dengan meminum obat lambung gejala distress GI akan hilang.
Asam lambung adalah gejala lain yang sering ditemukan pada mereka yang mengkonsumsi minuman ringan berkarbonasi. Gejala asam lambung lebih cenderung muncul pada malam hari, dan bahkan memiliki risiko lebih tinggi, karena telah ditemukan terkait dengan perubahan kerongkongan, penyempitan kerongkongan, dan kanker esofagus.
Osteoporosis
Asam fosfat, bahan lain yang terkandung dalam soda, telah dikaitkan dengan hilangnya kalsium. Sejumlah besar informasi telah diterbitkan tentang konsumsi minuman ringan. Terjadi peningkatan melemahnya tulang dan osteoporosis. Sebuah studi melaporkan tentang dalam Journal of Adolescent Health pada tahun 1994 menunjuk adanya hubungan yang kuat antara konsumsi soda dan patah tulang atau risiko tinggi osteoporosis di kemudian hari.
Tooth Decay / Gigi Keropos
Dengan konsumsi minuman ringan meningkat, dokter gigi telah melihat hilangnya enamel pada gigi sebagai akibat dari adanya asam fosfat dalam minuman ringan. Asam fosfat dalam minuman ringan menurunkan pH normal dalam air liur kita, yang membuat tulang kita mengambil ion kalsium dari gigi kita, dan menghilangkan enamel gigi.
Diet Soda dan Pemanis Buatan
Banyak konsumen tidak tahu bahwa diet soda mengandung lebih banyak kafein daripada soda biasa, di samping itu pemanis buatan sendiri juga berpotensi merugikan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr Walton dan dibahas dalam artikel "Jangan Minum Diet Coke,", ditemukan beberapa konsumen diet soda menderita gangguan suasana hati tertentu (gelisah), dianggap sebagai akibat dari pemanis buatan yang terkandung dalam softdrink.
Aspartam adalah pemanis buatan dalam kebanyakan soda diet, telah dituduh menyebabkan gejala fibromyalgia, depresi, pusing, sakit kepala, kram, vertigo, nyeri sendi, serangan kecemasan, kehilangan memori dan penglihatan kabur. Phenylaline adalah asam amino yang ditemukan dalam aspartam, dan menurut artikel "Jangan Minum Diet Coke," satu dari 15 orang tidak bisa memetabolisme asam amino dengan baik. Menurut Food and Drug Administration, Bahaya Minuman Bersoda karena tingginya kandungan phenylaline yang bisa masuk dalam cairan tubuh dapat menyebabkan kerusakan otak.