Khazanah sastra
Indonesia tidak lepas dari budaya melayu yang memang, menurut beberapa
ahli, merupakan akar muasal perkembangan sastra di nusantara. Meski kini
sastra Indonesia telah diwarnai pengaruh lain, namun kebudayaan Melayu
seolah telah lebur di dalamnya dan tak akan bisa dipisahkan. Salah satu
warisan sastra melayu yang masih bisa kita jumpai dengan mudah adalah
pantun. Tak ada definisi baku menganai apa itu pantun. Tapi banyak
sastrawan yang menyatakan bahwa pantun tak lain merupakan wujud
tradisional dari puisi juga sajak. Sama seperti karya sastra lainnya,
pantun ini juga diikat beragam aturan misalnya bunyi akhiran yang
seragam, jumlah larik dan juga bait, pembuka dan penutup dan masih
banyak lagi lainnya. Aturan ini kemudian berujung pada munculnya
jenis-jenis pantun yang didasarkan pada ketentuan dalam menulis pantun
itu sendiri. Berikut kami sajikan jenis-jenis pantun yang lazim dikenal dan diajarkan dalam ilmu bahasa.
Berdasarkan Jumlah Larik/Bait
Jika didasarkan pada seberapa banyak jumlah larik atau baitnya, maka jenis-jenis pantun sekurang-kurangnya dibagi ke dalam 5 jenis, antara lain:
Pantun Biasa
Pantun ini merupaka jenis pantun yang lazim ditemukan.Ciri khasnya adalah jumlah larik 4 dan hanya terformat dalam 1 bait saja. Biasanya 2 larik awal adalah pembuka dan 2 larik berikutnya merupakan penutup yang berisi pesan yang hendak disampaikan.
Pantun Karmina/Kilat
Berdasarkan Jumlah Larik/Bait
Jika didasarkan pada seberapa banyak jumlah larik atau baitnya, maka jenis-jenis pantun sekurang-kurangnya dibagi ke dalam 5 jenis, antara lain:
Pantun Biasa
Pantun ini merupaka jenis pantun yang lazim ditemukan.Ciri khasnya adalah jumlah larik 4 dan hanya terformat dalam 1 bait saja. Biasanya 2 larik awal adalah pembuka dan 2 larik berikutnya merupakan penutup yang berisi pesan yang hendak disampaikan.
Pantun Karmina/Kilat
Jenis pantun yang satu ini disusun
lebih singkat lagi dari pantun biasa. 1 baitnya hanya terdiri atas 2
larik. larik pertama adalah pembuka dan larik selanjutnya merupakan
penutup yang disisipi makna yang hendak disampaikan.
Pantun Berkait
Jenis pantun yang satu ini bisa dikatakan pantun dengan jumlah larik dan bait terpanjang. Ciri khas pantun berkait ini adalah hubungan erat antara bait satu dan bait-bait selanjutnya.
Pantun Talibun
Jenis pantun yang satu ini dikenal sebagai pantun yang jumlahnya selalu selbih dari 4 larik dan selalu dalam jumlah yang gepap. Separuhnya merupakan sampiran atau pembuka kiasan sementara lainnya adalah isi atau makna pantun.
Berdasarkan Isi Pantun
Apabila didasarkan pada isi yang disampaikan, maka jenis-jenis pantun dibagi sebagai berikut:
Pantun Anak-anak
Jenis pantun yang satu ini ditulis dan ditujukan untuk anak-anak. Karena itu bahasanya jauh lebih ringan terutama sampiran atau pembuka yang digunakan tidak terlalu rumit. Biasanya pantun anak-anak ini mengambil tema suka cita juga terkadang duka cita.
Pantun Muda-Mudi
Jenis pantun yang satu ini menggunakan bahasa yang juga sederhana namun tidak seperti pantun untuk anak-anak. Tema pantun yang satu ini biasanya berkisar pada perkenalan, kisah cinta, hubungan persahabatan, pantun untuk guru, pantun beriba hati, pantun perceraian, pantun jenaka, pantun tua dan masih banyak lagi lainnya.
Pantun Tua
Jenis pantun yang satu ini memiliki bahasa yang jauh lebih rumit dan kaku. Adapun tema yang diangkat biasanya berkisar pada nasehat-nasehat, teka-teki, agama, pantun adat dan masih banyak lagi lainnya.
Pantun Berkait
Jenis pantun yang satu ini bisa dikatakan pantun dengan jumlah larik dan bait terpanjang. Ciri khas pantun berkait ini adalah hubungan erat antara bait satu dan bait-bait selanjutnya.
Pantun Talibun
Jenis pantun yang satu ini dikenal sebagai pantun yang jumlahnya selalu selbih dari 4 larik dan selalu dalam jumlah yang gepap. Separuhnya merupakan sampiran atau pembuka kiasan sementara lainnya adalah isi atau makna pantun.
Berdasarkan Isi Pantun
Apabila didasarkan pada isi yang disampaikan, maka jenis-jenis pantun dibagi sebagai berikut:
Pantun Anak-anak
Jenis pantun yang satu ini ditulis dan ditujukan untuk anak-anak. Karena itu bahasanya jauh lebih ringan terutama sampiran atau pembuka yang digunakan tidak terlalu rumit. Biasanya pantun anak-anak ini mengambil tema suka cita juga terkadang duka cita.
Pantun Muda-Mudi
Jenis pantun yang satu ini menggunakan bahasa yang juga sederhana namun tidak seperti pantun untuk anak-anak. Tema pantun yang satu ini biasanya berkisar pada perkenalan, kisah cinta, hubungan persahabatan, pantun untuk guru, pantun beriba hati, pantun perceraian, pantun jenaka, pantun tua dan masih banyak lagi lainnya.
Pantun Tua
Jenis pantun yang satu ini memiliki bahasa yang jauh lebih rumit dan kaku. Adapun tema yang diangkat biasanya berkisar pada nasehat-nasehat, teka-teki, agama, pantun adat dan masih banyak lagi lainnya.