Pages

Mengenal Pengertian Serta Contoh Majas Alegori

contoh majas alegori
Majas merupakan gaya bertutur yang tak biasa. Majas kadang kala diartikan sebagai sebuah gaya bahasa. Hal ini tidak keliru, namun para pakar banyak yang menyatakan bahwa majas hal yang berbeda dari gaya bahasa. Terlepas dari polemik tersebut, majas telah dibagi ke dalam beberapa jenis yang didasarkan pada pola-pola pembentukannya. Salah satunya adalah majas alegori. Majas yang satu ini dimasukkan ke dalam kemlompok majas perbandingan sebab seseorang yang menggunakan majas alegori ini memang bertutur dengan cara membandingkan. Agar lebih jelas, berikut pengertian serta contoh majas alegori yang diurai sebagai berikut.

Pengertian Majas Alegori

Sebelum mengurai contoh majas alegori, penting untuk mengetahu pengertian majas ini sendiri. Majas alegori secara sederhana diartikan sebagai jenis bertutur dengan cara menggambarkan atau mengiaskan sesuatu melalui karakter alam atau apa yang ada di alam. Contoh majas alegori ini antara lain sebagai berikut.


Kehidupan manusia itu layaknya sebuah sungai yang dialiri air. Sebelum mencapai muara dan bertemu air laut, air tersebut harus melewati ragam tempat. Ia bisa menyusuri tebing-tebing, bahkan terkadang jurang. Air sungai tak pernah melawan arus, ia mengalir apa adanya hingga ia pada akhirnya tiba pada muara dimana ia akan lebur menjadi air laut.

Pada contoh majas alegori tersebut di atas, sang penutur hendak menyatakan bahawa hidup sebagai seorang manusia memang tidaklah mudah, kita bisa saja bertemu dengan banyak hal yang tak menyenangkan, tapi sama seperti air sungai kita tak harus melawan. Membiarkan nasib membawa kita adalah hal yang ingin disampaikan oleh penutur dengan menggunakan kiasan “air sungai tak pernah melawan arus yang membawanya kemana saja, baik itu tebing atau jurang sekalipun.” Hidup akan selalu ada muaranya berarti bahwa hidup manusia akan selalu ada akhirnya, dan akhir yang bahagia sama seperti air sungai yang kemudian menjadi air laut.

Contoh majas alegori lainnya sebagai berikut:

Menikah itu seperti mengarungi bahtera rapuh di tengah lautan yang penuh akan riak ombak dan hal menegangkan lainnya. Jika kita tak berhati-hari, bisa salah arah dan tak tahu jalan pulang. Atau, jika kurang kuat, kapal bisa saja hancur lebih diterjang ombak ganas di laut. Menguatkan kapal dan memperbaharui kualitas nahkoda adalah jalan terbaik untuk bertahan.

Pada contoh majas alegori di atas, sanga penutur hendak mengatakan bahwa pernikahan bukanlah hal yang selalu bertemu dengan kebahagian. Ada banyak cobaan yang bisa saja menggoyahkan pernikahan tersebut. Memperbaharui komitmen dan menguatkan diri adalah salah satu cara untuk melanggengkan pernikahan hingga maut menjelang. Kiasan ombak di lautan tersebut mengacu pada cobaan yang menghadang. Ganas namun tetap bisa ditaklukkan jika kita berusaha.