Pages

Contoh Naskah Drama Terlengkap

Jika Anda paham dunia sastra, pasti Anda sudah mengenal dengan baik apa itu drama. Drama pada dasarnya merupakan lakon yang diperankan oleh aktor. Jika dirunut sejarahnya, drama sebagai salah satu kerja seni ini berasal dari Yunani Kuno. Kata drama sendiri juga diambil dari bahasa Yunani. Drama berasal dari dua kata (Yunani) yang jika dipadankan dalam Bahasa Indonesia, sama dengan “aksi” dan “perbuatan”. Sebagai salah satu karya seni, drama terbilang kompleks sebab melibatkan banyak unsur. Salah satu yang paling penting adalah naskah drama.
Mereka yang bergeliat dalam dunia drama pasti paham bagaimana pentingnya naskah drama itu. Naskah ini mencakup cerita dan narasi dialog para pemain untuk menghidupkan cerita yang diusung. Keberhasilan drama dimulai dari penguasaan para aktor terhadap naskah drama itu sendiri. Jadi, mutlak diperlukan adanya naskah drama yang baik agar mudah dipahami mereka yang mendalaminya. Berikut kami sajikan beberapa contoh naskah drama yang bisa Anda cermati agar pemahaman mengenai naskah drama jauhl lebih komprehensif.

Contoh Naskah Drama 1

Nama pemeran drama:
  1. - Dodi
  2. - Yogi
  3. - Andi
Dodi adalah seorang remaja yang sangat perhatian dengan shabat-shabatnya.
Yogi merupakan sosok remaja yang selalu memprioritaskan kepentingan teman-temannya.
Andi adalah sosok remaja yang didera banyak permasalahan dalam kesehariannya.

Dialog Drama

Ketiga orang sahabat (Dodi, Yogi, Andi) berkumpul disbuah taman. Mereka terlihat sedang mengobrol serius.

Dodi :
Yog, kamu kemarin darimana kok sepertinya aku liat kamu dijalan Cempaka?

Yogi :
Oh, aku abis dari rumah bibikku kemarin. Kamu kok tahu?

Dodi :
Iya, kemarin aku abis nganter pamanku ke salon.

Dodi :
Kamu kemarin dirumah aja ndi?

Andi :
Iya, aklu dirumah aja seharian.

Yogi :
Kok betah amat kamu ndi dirumah aja?

Andi :
Ya, lagian mau kemana sih? Aku dirumah aja, bengong sepanjang hari!
 
Dodi :
Emang kamu kenapa ndi? Kamu nggak lagi ada maslaah kan?

Yogi :
Iya, kenapa kamu ndi?

Andi :
Aku bingung, ada saja beban dalam hidupaku nih?

Dodi :
Beban apa sih ndi? Coba kamu cerita sama kami, siapa tahu kami bisa membantu.

Andi :
Bentar lagi kita kan lulus SMA nih, dan aku masih bingung pake duit siapa nanti untuk ngelanjutin pendidikan di perguruan tinggi.

Yogi :
Sabar dan tetap semangat ndi! Sebaiknya mulai sekarang kamu harus mau lebih berusaha keras lagi?

Dodi :
Benar kata Yogi.

Andi :
Berusaha lebih keras gimana?

Yogi :
Ya.. kamu sebaiknya mulai mencari pekerjaan dari sekarang agar nanti bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Nggak papa kerja apa saja yang penting kamu dapat suntikan dana.

Andi :
Iya sih, aku juga sudah kepikiran. Tapi kan nggak mudah untuk bisa cari kerjaan.

Dodi :
Aku tahu, yaudah deh nanti kita bantu cariin kamu kerja. Semoga aja nanti bisa dapat.

Yogi :
Bener ndi. Kami akan bantu semampu kami untuk nyariin kamu kerja. Tapi, kamu harus tetap semangat dan jangan sampe mikir yang aneh2 OK!

Andi :
Ok, makasih atas bantuan kalian.

Dodi :
Kamu harus tetap semangat ndi!

Yogi :
Bener tuh, jangan putus asa dulu sebelum kamu banyak berbuat!

Andi :
Iya, makasih banget atas dukungan kalian.

Tidak lama kemudian mereka bertiga akhirnya pulang. Andi lantas menuju motor Supra miliknya, sementara Dodi dan Yogi pulang dengan menggunakan mobil Honda Civic milik Dodi.

Contoh Naskah Drama 2

Judul: Cinderella dan Putri Irakus

Cinderella adalah seorang gadis yang cantik jelita. Namun, dia kehilangan orang yang sangat dicintainya yaitu ibunya. Ketika ayahnya menikah dan pergi meninggalkannya, hidupnya semakin menderita. Dia selalu diperlakukan seperti pembantu oleh ibu dan saudara tirinya.
Pada saat itu, Sang Ratu mengadakan acara pesta dansa untuk mencari jodoh untuk Pangeran. Cinderella ingin sekali pergi ke pesta itu, namun ibu dan saudara tirinya tidak menijinkannya. Tapi dengan bantuan peri, Cinderella bisa pergi ke pesta itu dengan syarat kembali ke rumah sebelum jam 12 malam karena setelah jam 12 malam keajaiban itu akan hilang.

Setelah jam 12 malam, Cinderella meninggalkan istana. Namun, tanpa sengaja, dia meninggalkan sepatu bot kesayangannya. Pangeran yang sudah jatuh hati padanya, mengadakan sayembara barang siapa yang ukuran kakinya pas dengan sepatu bot istimewa tersebut, akan menikah dengannya.

Ketika Cinderella mencoba sepatu bot istimewa tersebut, ternyata cocok dan Cinderella juga mempunyai pasangan sepatu bot yang lain. Pangeran pun langsung melamar Cinderella. Setelah itu, Pangeran membawa Cinderella ke istana. Namun, cerita itu belum selesai.
Ketika Sang Pangeran membawa Cinderella ke istana . . . .

(
Di arena sudah ada Ratu dan Putri Irakus yang sedang duduk di kursi. Cinderella dan Pangeran masuk ke arena)

Ratu :
(berdiri lalu menunjuk Cinderella) Siapa perempuan ini, Pangeran?
Pangeran : Ini adalah wanita yang akan menjadi istriku.
Ratu : Kau yakin memilih wanita seperti ini?
Pangeran : Ya, kami sudah saling mencintai.
(Cinderella dan Pangeran saling bertatap muka, berpegangan tangan, dan tersenyum.)
Ratu : Apa? Kau pilih perempuan seperti ini yang tampang pembantu? Apa kata Bu Nia?
Cinderella : Apa kata dunia, Ratu.
Ratu : Ya. Itu maksudku.
Pangeran : Walaupun penampilannya seperti pembantu, tapi hatinya seperti emas 24 karat.
Ratu : Kau bilang hatinya seperti emas karatan? Tapi Pangeran. Bunda sudah menemukan pasangan yang cocok untukmu Pangeran. Dia adalah putri dari Kerajaan Jatuh Bangun.
Pangeran : Tapi Bunda . . . .
Ratu : Dia adalah wanita yang sangat cantik. Lagipula dia adalah wanita yang baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Apabila kerajaan kita bersatu dengan Kerajaan Jatuh Bangun, akan menjadi kerajaan yang sangat besaaar.
Pangeran : Tapi aku sangat mencintainya, Bunda.
Ratu : Tidak boleh! Pokoknya kau harus menikah dengan Putri Irakus.
Pangeran : Hah? Irakus? Nama yang aneh. Tapi aku tetap tidak mau.
Ratu : Harus mau!
Pangeran : Tidak mau!
Ratu : Pokoknya harus!
Pangeran : Gak mau!
Ratu : Harus!
Pangeran : Mau. Eh tidak mau!
Ratu : Dasar anak durhaka kau!
Pangeran : Lho, kok jadi kaya Malin Kundang?
Ratu : Kurang ajar kau! Sudah membantah perintah orang tua! (
Ratu hampir menampar Pangeran)
Pangeran : Marah….Merongos…..Pindah agama……..!!!
Raja :
(masuk ke arena) Stop..!! Ada apa ini? Siapa perempuan itu? (menunjuk Cinderella)
Pangeran : Ini adalah calon istriku, Ayahanda.
Raja : Oh, ini calon istrimu. Jadi perempuan ini yang memenangkan sayembara sepatu bot itu.
(sambil melirik sepatu bot yang dipakai Cinderella)
Pangeran : Iya, Ayahanda. Dia bahkan mempunyai pasangan sepatu bot yang lainnya.
Ratu : Tapi aku sudah menemukan jodoh buat Pangeran! Dia adalah putri dari Kerajaan Jatuh Bangun.
Raja : Ya sudah. Itu terserah Pangeran saja!
Ratu : Tapi, Raja. Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Masa Pangeran menikah sama pembantu seperti itu. Jangan gila donk!
Raja :
(berfikir sejenak) Ya. Sudah. Bagaimana kalau kita adakan suatu kompetisi?
Putri Irakus :
(berdiri) Kompetisi seperti apa, Yang Mulia?
Raja : Kalau kau menang dalam kompetisi itu, kau yang akan menikahi Pangeran. Kalau perempuan itu yang menang, dia yang akan menikah dengan Pangeran. Ada yang tidak setuju dengan kuputusanku?
Ratu : Lagi-lagi kau memberikan keputusan yang aneh! Setelah kau dan Pangeran mengadakan sayembara sepatu bot aneh itu!
Putri Irakus : Baiklah kalau begitu, saya terima, Yang Mulia.
Ratu : Apa? Kau terima tantangan aneh itu?
(marah)
Putri Irakus : Sudahlah Bibi. Saya bisa bersaing secara sportif.
Ratu : Apa?? Kau panggil aku Bibi? Memangnya aku bibimu apa?
(semakin marah)
Putri Irakus : Oh! Maksudku Ibunda Ratu. Lagipula saya yakin saya bisa mengalahkan perempuan itu.
Cinderella :
(mengacungkan tangan)
Raja : Ada apa, Nona? Kau tidak setuju dengan keputusanku?
Cinderella : Saya setuju dengan keputusan Yang Mulia.
Raja : Lalu, kenapa kau mengacungkan tangan?
Cinderella : Sebenarnya, saya keberatan dipanggil dengan sebutan perempuan itu. Saya kan juga punya nama.
Raja : Oh ya. Kau belum memperkenalkan diri. Siapa namamu?
Cinderella : Namaku Cinderella.
Ratu : Cinderella? Gadis cerobong asap. Nama yang paling aneh yang pernah kudengar. Lihat dirimu! Kau memang pantas mendapatkan nama itu!
Cinderella : Sebenarnya itu cuma nama panggilanku saja. Nama itu diberikan oleh ibu dan saudara-saudara tiriku yang selalu jahat padaku.
Ratu : Bisa kali gak curhat !!
Raja : Kalau begitu, siapa nama aslimu?
Cinderella : Siapa aja ,, boleeeeeeeeh
Raja : Wa wa waduuhhhh ,
Cinderella : Iya iya. Nama asliku adalah Mocu Claudia Abraba Bella Sintia Cornelius Protectus Alfonso Equil Da Barbara Margaretha.
Putri Irakus : Tapi, namaku juga tidak kalah panjangnya dengan Cinderella. Aku bisa menyebutkannya sekarang.
Raja : Stop! Kenapa kita jadi mempeributkan nama?

(semua terdiam sejenak)

Raja : Bagaimana denganmu, Pangeran? Kau setuju?

Pangeran : hmmhhh setuju gak ya?? Huahhaaa iya deh setuju aja.
Ratu : Apa? Kau terima juga keputusan aneh itu? Sedangkan kau membantah perintahku?
Raja : Okelah kalau begitu, kompetisi dimulai besok pagi pukul 9.00 sampai dengan selesai.
Ratu : Tapi, kompetisi seperti apa baginda?
Raja : Kompetisi yang akan digelar yaitu Kompetisi Menjahit Kalian siap?
Cinderella & Putri Irakus : Siap, Yang Mulia.
Raja : Ya sudah. Ku tunggu besok ya. Dah! (
meninggalkan arena kemudian disusul dengan Cinderella dan Pangeran sambil bergandengan tangan)
Ratu : Kita harus menyusun rencana supaya Cinderella kalah dalam kompetisi itu.
Putri Irakus : Yess, I agree with you.
Ratu : Sini, saya bisikin.
Putri Irakus : Ih… Geli!
Ratu : Mau gak?
Putri Irakus : Iya, iya.
Putri Irakus : Itu ide berlian!
Ratu : Brilian.
Putri Irakus : Ya. Itu maksudku.
Ratu & Putri Irakus : Ha ha ha ha ha . . . .

(Ratu dan Putri Irakus meninggalkan arena).
Keesokan harinya . . . .
(Semua masuk arena)

Raja : Kalian sudah siap melaksanakan kompetisi?

Cinderella & Putri Irakus : Ya iyalah . . . .
Raja : Kompetisi ini yaitu kompetisi menjahit baju untuk Pangeran. Peraturannya sangat mudah. Kalian harus membuat sebuah baju untuk Pangeran dalam waktu satu malam. Baju yang kalian buat harus diserahkan besok pagi. Kalian mengerti dengan peraturannya?
Cinderella & Putri Irakus : Mengerti, Yang Mulia.
Raja : Sekarang, kalian bisa memulai pembuatan baju kalian.
Cinderella : Baiklah Yang Mulia, kami berdua pamit sekarang.

(Cinderella & Putri Irakus pergi meniggalkan arena disusul dengan Raja)
Malamnya, Cinderella mulai menjahit.
(Cinderella masuk membawa kain dan berpura-pura menjahit, kemudian pengawal masuk).

Pengawal : Nona Cinderella. Anda dipanggil

Cinderella : dipanggil siapa ..??!
Pengawal : Yang Maha Kuasa, ya nggak lah. Dipanggil raja nohh……..
Cinderella : Oh, baiklah kalau begitu.

(Cinderella dan Pengawal meninggalkan arena, kemudian datang Putri Irakus)

Putri Irakus :
(datang lalu merobek pakaian buatan Cinderella) Dengan begini. Kau pasti kalah, Cinderella. Ha ha ha ha! (meninggalkan arena, kemudian beberapa detik kemudian Cinderella datang).

Cinderella : Tidak! Siapa yang berani melakukan ini?
(mengambil kain yang telah dirobek) Aduh, pasti aku akan kalah dalam kompetisi kedua ini. Apa yang harus kulakukan? (menangis, kemudian keluar arena).

Keesokan harinya . . . .

(Raja, Pangeran, Ratu, & Pengawal masuk)

Raja : Akhirnya tiba saatnya untuk penentuan pemenang dari kompetisi kedua ini. Kepada Putri Irakus, silahkan masuk dan memperlihatkan baju buatannya.


(Putri Irakus masuk sambil memperlihatkan baju buatannya)

Putri Irakus : Ini Yang Mulia. Ini adalah baju yang saya buat.

Raja : Cukup bagus. Kalau boleh tahu, apa bahan yang kau pakai untuk membuat baju ini?
Putri Irakus : Baju ini dibuat dari berbagai macam kulit. Kulit unta, kulit pisang, kulit domba, kulit gajah, kulit cheetah, dan tak lupa juga ditambahkan dengan kulit kodok.
Pangeran : Wow! Unik sekali!
Ratu : Tentu saja! Siapa dulu yang membuatnya? Putri Irakus . . . .
Raja : Sekarang, tiba giliran Cinderella. Cinderella, saatnya kau masuk dan membawa baju buatanmu.

Satu jam kemudian . . .

(Cinderella tidak muncul-muncul)
Dua jam kemudian . . . .
(Cinderella tidak muncul juga)
Krik krik krik krik…….

Raja : Kemana sih Cinderella itu? Kok belum muncul-muncul. Pengawal! Cari Cinderella!

Pengawal : Baik
(kemudian keluar arena)
Putri Irakus : Mungkin dia belum menyelesaikan baju buatannya. Atau mungkin dia sama sekali tidak bisa menjahit.
Raja : Tunggu dulu! Pengawal kita kan sedang mencari dia. Pliss deh! Tunggu bentar donk ah!

Beberapa menit kemudian . . . .


Cinderella :
(datang tergesa-gesa dan pengawal menyusul di belakang Cinderella) Yang Mulia, maaf…saya terlambat.
Raja : Dari mana saja kamu Cinderella? Kami sudah menunggu kamu, Cinderella.
Cinderella : Begini yang mulia, seseorang telah merobek baju yang saya buat untuk Pangeran.
Ratu : Alaah! Paling itu cuma alasan kamu saja.
Cinderella : Tidak! Semua itu benar! Ini buktinya.

(menunjukan baju robek ke raja dan kemudian ke penonton)

Ratu : Alah! Paling kamu yang merobek baju itu.

Cinderella : Tidak! Itu tidak benar! Sumpah!
Raja : Sudahlah!
Putri Irakus : Tapi ratu, bukannya kita yang merobek baju milik Cinderella itu? Alamaaak, keceplosan akuu..
Semua : Ooo…
Raja : Jadi, kalian yang merobek baju Cinderella itu?
Ratu : Bukan aku! Itu Putri Irakus! (menunjuk Putri Irakus)
Putri Irakus : Tapi itu kan ide Ratu!
Raja : Sudah-sudah! Jadi saya putuskan yang akan menikah dengan Pangeran adalah . . . . Cinderella!
Putri Irakus : Tidak!

(Pengawal menyeret Putri Irakus pergi)

Ratu : Dengan sangat berat hati, aku terima kau jadi menantuku, Cinderella.

Pangeran : Akhirnya kita bisa bersatu, Cinderella.
Cinderella : Iya. Pangeran.

(Ratu & Raja meninggalkan arena)

Pangeran : Kita bisa memulai hidup baru tanpa ada yang menggangu. Aku cinta karo koe cinderella….

Cinderella : iya. aku juga. huahaha

Akhirnya, setelah berbagai macam kompetisi dijalani, Cinderella dapat bersatu dengan Pangeran. Mereka pun hidup bahagia selamanya . 
 
Contoh Naskah Drama 3

Ini adalah pagi yang cerah. Mita dan Doni, dua orang siswa kelas VII sedang asyik membaca-baca buku Biologi di koridor sekolah. Pasalnya nanti siang akan ada ulangan harian mata pelajaran tersebut. Kemudian datang Anggi, sahabat mereka.

Anggi: “Mit, Don, rajin sekali kalian berdua!”


Mita: “Iya dong, tugas kita sebagai pelajar kan memang harus belajar. Hehehe…”


Anggi: “Iya juga sih. Eh ngomong-ngomong kalian tahu tidak, ada murid baru yang akan masuk ke kelas kita hari ini.”


Doni: “Oh ya, siapa namanya? Lelaki atau perempuan?”


Anggi: “Lelaki, tapi aku juga belum tahu siapa namanya dan seperti apa rupanya.”


[Bel sekolah berbunyi]

Mita: “Eh ayo masuk kelas!”


[Ketiganya memasuki ruang kelas. Ibu guru masuk bersama seorang murid baru.]

Ibu Guru: “Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru dari Aceh, ia akan menjadi teman sekelas kalian. Silakan perkenalkan dirimu, nak!”


Ridwan: “Selamat pagi, teman-teman. Nama saya Muhammad Ridwan. Saya berasal dari Aceh.”


Mita [berbisik pada Anggi]: “Jauh sekali ya, dari Aceh pindah ke Bandung!”


[Anggi hanya mengangguk tanda setuju]

Ibu Guru: “Ridwan, kamu duduk di belakang Doni ya [menunjuk sebuah meja kosong]. Untuk sementara kamu duduk sendiri dahulu karena jumlah siswa di kelas ini ganjil.”


[Ridwan segera duduk di kursi yang disediakan]

Ibu Guru: “Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku kalian di halaman 48….”


[Pelajaran pun dimulai]

Tiba saatnya jam istirahat. Ridwan, yang belum memiliki teman, diam saja duduk di kursinya sambil menunduk. Rupanya belum ada yang mau mendekati Ridwan. Semua siswa di kelas itu masih sungkan dan hanya mau tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak ngobrol lebih lanjut.


Doni: “Psst, Mit, Nggi, coba lihat anak baru itu, sendirian saja ya!” [berbisik pada Mita dan Anggi saat mereka baru kembali dari kantin]


Mita: “Ayo kita dekati saja.” [Ketiganya menghampiri Ridwan]

Anggi: “Hei, Ridwan. Kenalkan, aku Anggi, ini Ridwan dan Mita [menunjuk kedua temannya].”

[Ketiganya duduk di sekeliling Ridwan]

Ridwan: “Hai, salam kenal.”


Doni: “Kamu kok tidak jajan ke kantin?”


Ridwan: “Aku… Aku bawa bekal makanan [pelan sekali, sambil tertunduk].”

Mita: “Oh begitu, rajin sekali kamu, Wan!

[Keempat siswa ini mulai terlibat obrolan ringan sehingga Ridwan merasa ditemani]

Saat jam pulang sekolah, Ibu Guru memanggil Anggi dan Doni yang hendak pulang ke rumah.


Ibu Guru: “Anggi, Doni! Ke sini sebentar. Ibu mau menanyakan sesuatu.”


[Anggi dan Doni menghampiri Ibu Guru]

Doni: “Ada apa, Bu?”

Ibu Guru: “Itu, bagaimana perilaku Ridwan di kelas? Apakah ia bisa membaur?”

Doni: “Dia agak pendiam, Bu. Dan suka menunduk saat berbicara.”

Anggi: “Tadi di jam istirahat, kami berdua dan Mita berusaha mendekatinya. Kami mengobrol cukup lama, ia anak yang baik kok, hanya saja ia seperti agak kurang percaya diri dan muram.”

Ibu Guru: “Hmm… begitu ya. Anak-anak, Ridwan adalah salah satu korban selamat tragedi tsunami Aceh beberapa bulan yang lalu. Kedua orang tuanya tewas terhempas ombak. Kini hanya tinggal ia dan adik perempuannya, Annisa. Annisa masih duduk di kelas 4 SD, di SD V kota kita ini.”

Anggi: “Ya Tuhan, sungguh berat cobaan yang menimpanya…”

Ibu Guru: “Iya. Untungnya, seorang pamannya tinggal di Bandung sehingga ia dan adiknya tinggal di sini. Mereka tergolong masyarakat prasejahtera, sehingga Ridwan benar-benar harus berhemat. Pamannya berkata pada Ibu tadi pagi, ia tak mampu memberi uang jajan yang cukup untuk Ridwan sehingga Ridwan harus bekal nasi setiap hari agar tidak lapar di sekolah.”

Doni: “Oh pantas saja tadi jam istirahat ia tidak ke kantin.”

Ibu Guru: “Ya sudah, Ibu cuma mau bilang begitu. Kalian berbaik-baiklah dengannya. Temani dia agar tak merasa kesepian dan terus berduka.”

[Anggi dan Doni pamit kemudian pulang]

Di rumahnya, Doni terus menerus memikirkan teman barunya, Ridwan. Akhirnya ia mendapatkan suatu ide. Dikabarkannya Anggi dan Mita melalui SMS. Keesokan harinya di jam istirahat….

Doni: “Eh, kalian membawa apa yang aku bilang kemarin, kan?”


Mita: “Bawa dong. Ayo kita dekati Ridwan.”


Anggi: “Ridwan, bolehkah kami bertiga makan bersamamu?”


Ridwan: [
kikuk dan kebingungan] “Eh, um.. boleh saja..”

Doni, Anggi, dan Mita mengeluarkan bekal makanan mereka. Ketiganya juga membawa makanan camilan untuk dimakan bersama-sama, tentu saja Ridwan juga kebagian. Dengan makan bersama setiap hari, mereka berharap bisa membuat Ridwan lebih ceria. Setelah makan…


Ridwan: “Terima kasih, teman-teman. Kalian sangat baik kepadaku.”

 
 Mita: “Kamu ini bicara apa, sih? Kita kan teman, wajar saja jika kita saling bersikap baik.”

Semenjak itu Ridwan menjadi semakin kuat karena dukungan teman-teman barunya. Siswa-siswa lain di kelas itu pun banyak yang bergabung membawa bekal untuk dimakan bersama-sama pada jam istirahat. Suasana menjadi semakin menyenangkan.


Contoh naskah drama di atas kami kutip dari berbagai sumber. Sebenarnya, dalam pementasan yang besar, naskah drama akan jauh lebih rumit dibandingkan contoh di atas. Namun, sebagai permulaan, contoh yang kami sajikan di atas sudah lebih dari cukup untuk membekali Anda dengan pemahaman yang baik mengenai apa dan bagaimana naskah drama itu. Semoga membantu!