Apa Itu Majas Perbandingan?

majas perbandingan
Majas banyak diartikan sebagai sebuah gaya dalam berbahasa, meskipun pada hakekatnya gaya bahasa jauh lebih luas ketimbang majas. Ada banyak ragam majas, jumlahnya mencapai puluhan. Namun secara umum majas dikelompokkan ke dalam empat pembagian besar yakni majas perbandingan, majas penegasan, majas sindiran dan majas pertentangan. Pada artikel kali ini kita akan membahas sedikit mengenai majas perbandingan. Apa itu majas perbandingan dan subjenis majas apa sajakah yang tercakup di dalamnya? Untuk mengetahui hal tersebut, silahkan simak uraian berikut ini.

Majas Perbandingan Adalah?


Majas perbandingan merupakan gaya dalam bertutur untuk menyampaikan sebuah maksud dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda namun memiliki cerminan sifat yang kurang lebih sama. Sebenarnya tak ada pengertian baku dari majas ini, hanya saja, jika dilihat dari pola-pola kalimat yang dibentuk maka kesimpulannya ada pada unsur membandingkan tersebut.


Apa Saja Yang Masuk Ke Dalam Majas Perbandingan?


Ada banyak jenis majas yang digolongkan ke dalam kelompok majas perbandingan. Majas yang dimaksud sebagai berikut:
  1. Majas Alegori: yakni majas yang menuturkan maksud pembicaraan dengan menggunakan penggambaran atau kiasan. Contohnya: Karakternya seperti air danau, airnya tidak beriak sehingga susah ditakar kedalamannya.
  2. Majas Alusio: yakni majas yang memakai ungkapan yang walaupun tidak dituntaskan namun semua orang telah memahami maksudnya. Contohnya: Ini hari kedua ia tidak memperlihatkan batang hidungnya.
  3. Majas Simile atau dikenal juga dengan nama majas asosiasi merupakan gaya bahasa yang menuturkan dengan cara membandingkan keadaan yang satu dengan keadaan lain sesuai dengan apa yang hendak ia lukiskan. Contoh majas yang satu ini adalah “Wajahnya kusut bagai benang yang tak bisa diurai lagi>”
  4. Majas Antonomasia, adalah majas yang memakai sifat atau ciri dan gelar seseorang untuk menggantikan dirinya. Misalnya: Si bantet itu belum datang juga!
  5. Majas Metonimia, merupakan gaya bertutur yang memakai merk sebagai pengganti diri seseorang. Misalnya: Ia memakai Honda Jazz jika ke kampus.
  6. Majas Hiperbola, yakni gaya bertutur yang menyatakn sesuatu dengan cara yang sangat berlebihan. Misalnya: Kita berjuang hingga tetesan darah terakhir.
  7. Majas Personifikasi, yakni majas yang melekatkan sifat makhluk hidup pada benda mati. Misalnya: Matahari merangkak perlahan menuju langit.
  8. Majas Dipersonifikasi, merupakan majas kebalikan dari personifikasi. Yakni majas yang melekatkan sifat benda mati pada makhluk hidup. Misalnya: Ia suka sekali mematung.
  9. Majas Sinekdoke (Pars pro toto dan totem pro parte). Majas ini terbagi atas dua bagian, yang pertama adalah majas pars pro tato yakni majas yang menyebutkan sebagian untuk menggambarkan keseluruhan. Misalnya: Saya belum melihat batang hidungnya hari ini. Sementara itu majas totem pro parte adalah gaya bertutur yang menyebutkan keseluruhan untuk menggambarkan sebagian. Misalnya: Mala mini Indonesia akan bertanding dalam kompetisi tinju melawan Malaysia.
  10. Majas Eufimisme, yakni gaya bertutur yang sangat halus untuk menjaga nilai kesopanan agar terhindar dari hal yang melukai pendengarnya. Misalnya: “Anak ibu butuh banyak waktu untuk bisa mengerti.”
  11. Majas Metafora, yakni majas yang membandingkan benda yang satu dengan benda lainnya yang dianggap memiliki kesamaan sifat yang sama. Misalnya: “Jantung hatinya menghilang entah kemana”.

Masih ada banyak subjenis majas lainnya yang dikelompokkan dalam majas perbandingan, misalnya saja majas parable, majas eponym, majas hipokorisme, majas disfemisme, majas sintesia, majas perifrasa, majas litotes dan masih banyak lagi lainnya.